Kafe ini bukan tempat baru, tapi punya tempat istimewa di hati sejumlah temen kantor. Beberapa tahun lalu, waktu masih jadi calon wartawan dan staf litbang, mereka menjalani pelatihan di rumah tua bergaya Belanda yang sekarang menjelma jadi Kopi Progo ini. Karena itu, nggak mengherankan, begitu kafe ini buka, sekitar pertengahan 2009, mereka sangat antusias buat napak tilas.
Aku sih nggak punya ikatan emosional sama tempat ini, tapi mana bisa nganggurin obyek wisata kuliner baru? So, aku juga bergabung dalam pasukan napak tilas itu. Sampe di lokasi, beberapa dari mereka langsung beraksi mengeksplorasi ruangan-ruangan yang dulu pernah dipake buat pelatihan. Bahkan ada yang ngecek kamar mandinya juga.
Sementara mereka sibuk bernostalgila dengan tempat bersejarah itu, aku duduk-duduk aja di sofa sambil mengamati interior kafe yang didominasi elemen kayu berwarna coklat tua itu. Ruangan yang hangat.
Udah? Gitu doang? Enggak dong. Kami manusia biasa yang masih punya rasa haus dan lapar. Jadi, ya butuh makanan dan minuman untuk menyemarakkan acara ngobrol-ngobrol. Meski tempat ini jelas-jelas berjudul "kopi", ada juga lho yang nekat pesen jus dan air mineral! Aku tentunya pesen kopi, kopi hazelnut dingin dengan whipped cream di atasnya. Jangan tanya nama resminya, udah nggak inget. **Gini ini kalo nulis review-nya ditunda-tunda** Untuk makanannya, dipesan ayam rica-rica, kentang goreng sosis, trus pisang bakar coklat keju.
Menurutku, kopinya enak. Temen-temen yang mesen kopi juga berpendapat sama. Kopi enak itu gimana? Secara aku awam dalam perkopian, enggak ngerti teori ini-itu, bagiku kopi enak itu yang rasanya beda sama kopi instan di pasaran. Beda di sini tentu dalam tingkatan yang lebih baek dong yaaa....
Makanannya standar. Bahkan ayam rica-ricanya kurang sesuai harapan si pemesan. Emang sih, aku liat ayam yang dipakai ayam goreng tepung, trus bumbu ricanya kurang nyampur. Ya, namanya juga kafe dengan spesialisasi kopi. Agak lebay kalo berharap dapetin ayam rica-rica yang otentik :p Tapi untuk urusan ngopi, ngemil, dan ngobrol, tempat ini asik. Terbukti temen-temen beberapa kali dateng lagi. Entah karena ikatan emosional itu ato alesanlain.
Aku pun kembali lagi ke tempat ini bareng kakak kelas SMA-ku--kebetulan berprofesi sebagai wartawan dan temen dari beberapa temen kantorku juga--yang lagi tugas ke Bandung. Kami menghabiskan sore di tempat ini, ngobrolin masa-masa SMA, kampung halaman, dan banyak hal. Satu jam yang seru, apalagi harus pake acara ngabur dari kantor (ngabur tapi bilang bos, haha).
Teman kami sore itu, Kopi Progo Machiato (naaaa, sekarang apal namanya, soalnya masih gres), calamari-onion ring, mixed juice (stroberi-jeruk kalo gak salah), plus pisang bakar coklat keju. Bisa tebak kan kopinya pesenan siapa? Kopinya tetep enak dan ternyata calamarinya juga enak. Aku pikir dengan harga Rp 15.000 bakalan lebih banyak onion ring-nya daripada calamari-nya. Tapi, jumlahnya imbang tuh. Nggak sempet ngitung sih, tapi lidahku bisa bedain lah mana bawang bombay mana cumi :p Hmm, laen waktu obral obrol ma siapa lagi ya di sini?Kopi Progo Jalan Progo No 22, Bandung, Telp (022) 4203820
Kopi: Rp 15.000-an (panas), Rp 19.000-an (dingin)
Cemilan (light meals): Rp 15.000-an
Buka sampe jam 23.o0
4 comments:
ini pilihan pas untuk nongkrong.. rasa standar, dekat kantor, tempat nyaman. baik lah!
horeeee, blog e mbak nanik, komentar ndhisik sebelum baca baca
horeee blog e mbak nanik, wis tak comment ndisik sak durunge baca baca
indah: iya, lumayan buat tempat kabur2an di sela jam kerja..hehe
jarwadi: makasih udah komen
Post a Comment