Sunday, February 3, 2008

Makin Seru dengan Buku

Agar perjalanan makan-makan lebih terarah, aku mulai ngumpulin buku tentang wisata makan-makan. So far, ini nih koleksiku:

100 Tempat Wisata Jajan Bandung keluaran Intisari
Ayo ke Bandung: 200 Plus Tempat Terbaik 2007-2008 Edition, TriExs Media Bandung
The Food Traveler’s Guide terbitan Bukune
100 Warung Makan Enak! di Jogja terbitan Delokomotif
Selain itu, aku juga mengandalkan sumber-sumber di internet. Milis jalansutra dan situs http://www.ayojajan.com/ salah duanya. Aku juga suka blog walking ke blog-blog petualang kuliner, yang terlalu banyak untuk disebut satu per satu. Tak ketinggalan, liputan kuliner yang gak kalah banyak di tipi-tipi.

Referensi dah cukup, yuks kita lanjut makan-makan lagi!!!

4 comments:

dewanda said...

terima kasih ya sudah menjadikan tulisan saya menjadi salah satu koleksinya.
udah ada edisi petanya lo....

regards'

wanda

Nanik said...

halo wanda, makasih ya dah singgah ke blog-ku. tersanjung nih didatengin penulis buku wisata makan-makan :) yup, aku tau dr salah satu milis kalo udah ada edisi revisinya. tapi kemaren liat-liat di Togamas Bandung yang ada masih yang lama. gak papa deh. di kota sendiri inih, nyasar2 paling ya situ2 ajah. tapi perlu juga sih info ttg tambahan tempat2 makannya. sekali lg makasih yaw...

Anonymous said...

Kasus Plagiat Buku, 100 warung makan enak di Jogja

Teman-teman, saya pengen berbagi masalah plagiat buku.

Ada orang yang membuat buku dengan judul
100 warung makan enak di Jogja
Penulisnya: Wanda Djatmiko & M. Solahudin
berikut link nya:
http://delokomotif.com/product.php?nav=detail&id=11

Buku tersebut sudah naik cetak 3 kali, dan katanya menjadi best seller di penerbit bersangkutan.

Secara tidak sengaja, saya menemukan hampir keseluruhan isi buku tersebut mengambil dari website www.TrulyJogja.com ,
penulisnya hanya merangkum isi dari artikel-artikel di website tersebut.
Point-point dari tiap artikel jelas mengambil dari website tersebut,
dan beberapa kalimat malahan masih sama persis, bahkan beberapa judul yang juga sama persis.

Kebetulan saya salah satu pemilik web tersebut, dan merasa sedih hasil susah payah beberapa programmerku cuman di ambil begitu saja tanpa satu patah kata ijinpun.
Dan bahkan, di cetakan ke tiga, website kami tidak disebutkan sama sekali sebagai referensi (saya kurang tau di cetakan sebelumnya apakah ada semacam daftar pustakanya atau tidak).

Dan saat saya hubungi penulisnya, penulisnya dengan enteng merasa tidak bersalah, dan berlagak sangat-sangat sibuk, sehingga saya ajak bertemu susah sekali.


Sebiasa inikah plagiatisme di negri ini?
mohon tanggapan dari temen-temen.

Nanik said...

semoga masalah ini cepat selese. semoga mas ogi dan mbak dewanda serta penerbit delokomotif bisa duduk bersama, bicara baek-baek.