Monday, January 14, 2008

Rumah (Rumahan) Sosis

Jumat lalu aku diajak LSD liputan ke Lembang. Dengan senang hati aku ikut, itung-itung jalan-jalan. Dalam perjalanan ke Lembang, kami udah nentuin Rumah Sosis sebagai tempat makan siang.

Selesai LSD liputan dan aku foto-foto (baca: difoto), kami segera menuju ke Rumah Sosis di Jalan Setiabudi. Namanya aja ”rumah sosis”, aku udah ngebayangin di sana tersedia aneka macam hidangan serba sosis. Apalagi, di samping pintu gerbang tertancap tulisan “Rumah Sosis” dengan ukuran huruf gede-gede. Di gerbang masuk ada plakatnya. Di dalem juga ada. Tak ketinggalan, lampu-lampu hias berbentuk sosis bergelantungan di seluruh penjuru.

Kami gak langsung makan, tapi lihat-lihat sekilas wahana apa aja yang ada di sana. Ada flying fox, ATV, kolam renang, air soft gun, dan rumah pohon. Ada juga kudapan seperti jadah bakar, baso tahu, sate, dan es oyen yang dijual di gerobak-gerobak.

Karena berniat makan sosis, kami menuju ke resto. Di pojok depan pendopo resto ada meja kecil dengan dua orang yang sedang sibuk bakar-bakar sosis. Kami bertanya harus pesan sosis di meja itu atau di dalam resto. Si mas bilang pesan lewat dia, sedangkan minuman pesan di resto. Oya, dari sedikit pilihan sosis yang tersedia (kalo gak salah lima), tinggal dua pilihan: super bockwurst dan black pepper (kecewa satu). Ya udah kami pesen keduanya. Tak lupa kami bilang bahwa sosis akan dimakan di tempat, tidak dibawa pulang.

Sambil menunggu sosisnya mateng, kami pesan minum (fruit tea dan es teh lemon) sama camilan (cikuwa). Aku juga melototin daftar menu, mastiin apa ada hidangan serba sosis lainnya tertulis di situ. Ternyata nggak ada. Semuanya non-sosis. Jadi untuk makan sosis emang harus pesen di meja depan itu. Pesenan pun datang. Penampilannya sangat jauh dari bayanganku. Boro-boro disajikan dalam piring cantik, apalagi hot plate, ternyata sosis cuma dikemas dalam plastik mika. Sementara sausnya dibungkus plastik bening biasa. Perlengkapan lainnya cuma garpu dan satu piring kertas. Susah juga makan sosis tanpa ada pisau (kecewa dua). Belakangan tau dari Mbak Retma kalo kita bisa minta tolong agar sosisnya dipotong-potong sekalian. Ya, mana tau, orang bayanginnya sosis datang dalam hot plate!!!

Rasa sosisnya sendiri biasa banget (kecewa tiga). Gak ada istimewanya sama sekali. Black peppernya sedikiiiit lebih baik dibandingkan super bockwurst. Satu-satunya yang agak menghibur hanya si cikuwa, camilan dari ikan (nggak tau ikan apa) yang sepertinya dicampur dengan tepung, dibentuk silinder, trus digoreng. Teksturnya kenyal-kenyal gitu. Kalo rasa, mirip lah sama otak-otak. Awalnya enak sih, cuma lama-lama agak enek. Padahal porsinya enggak begitu besar, dan kami makan berdua lagi.

Akhirnya aku pulang dengan sedikitnya tiga kekecewaan. Cukup sekali aja deh makan sosis di sana Gak maw maw lagi :(( Pelajaran moral hari ini: jangan mudah percaya sama penampilan luar.

Rumah Sosis, Jalan Setiabudi
Super bockwurst Rp 16.000
Black pepper Rp 9.000
Cikuwa Rp 13.000
Es teh lemon Rp 6.500

No comments: